AGAMA ISLAM
SIDIQ, AMANAH, ISTIQOMAH
DISUSUSN OLEH:
IFFATURAHMAN (E1M01301
)
ROSITA MARTINI (E1M013046)
SUKARNI (E1M01304 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Pendidikan Agama Islam”.
Makalah ini kami susun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang “Ahklaq Pribadi (Shidiq, Amanah, dan Istiqomah)”,
yang di sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini kami
susun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri kami maupun
yang datang dari luar. Kendala kami dalam menulis karya tulis ini adalah waktu,
serta berbagai hal yang tidak dapat kami sebutkan.
Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya Makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja khususnya bagi diri kami sendiri, para mahasiswa dan semua yang
membaca Makalah kami ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam menulis
karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya
tulis ini.
Terimakasih.
Mataram,3 Desember
2013
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………….……..… I
DAFTAR ISI ………………………………………………….………. II
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………......… 1
A. Latar Belakang
…………………………………………........… . . . . .. . 1
BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
A. Pengartian Akhlaq Pribadi . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Macam-Macam Akhlaq Pribadi …… . .
. . ………………………… . 2
SHIDIQ………………………………………….…...……
……………. 2



AMANAH
…………………………….……………… . . . . …………. . ..7
Bentuk-Bentuk
AMANAH …………………………………….
KHIANAT
……………………………………………. . . . . . . . . .
ISTIQOMAH
………………………………………….…. . . . . . . . . .. . . ..
Buah
dari ISTIQOMAH …………………….…… . . . . . . . . . . . .
BAB III PENUTUP……………………………...……………..………
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Globalisasi telah melanda dunia dimana-mana yang selama ini
mudah berubah akibat tidak ada batasan lagi antara ruang dan waktu, sehingga
nilai-nilai tersebut berubah menjadi relevan dan subjektif. Semua yang
berkaitan dengan perilaku, budi pekerti, akhlak dan moral tidak bisa dikatakan
objektif, karena nilai yang dianggap sebagai landasan perilaku itu sendiri
mudah berubah.
Hal-hal yang belakangan ini muncul yaitu suatu perilaku
batasan antara pornografi dan pornoaksi dengan seni yang sangat tipis dan berpakaian
yang ketat, minim merupakan bagian dari pada seni yang saat ini telah
merajalela menjadi sebuah nilai budaya atau bagian dari seni yang umum untuk
masyarakat khususnya remaja muda.
Kita juga sering mendengar berita-berita tentang banyaknya
akhlak-akhlak para pemuda yang rusak. Di lingkungan pelajar dan mahasiswa
misalnya, sering kita dengar tawuran antar pelajar, siswa-siswi yang tidak
berakhlak, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu dibutuhkan penguat kembali
berdasarkan Al-quran dan Al-Hadist. Akhlak inilah berperan sebagai cermin
pribadi seseorang apakah punya rasa malu, muru’ah, amanah, jujur, adil, lemah,
kasih sayang terhadap sesama, dermawan dan ikhlas dalam berbuat, suka menolong
dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Pribadi.
Akhlak menurut kamus
Al-munajid adalah budi pekerti,
perangai tingkah laku atau tabiat.
Menurut Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. Jadi
pengertian akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam
dalam jiwanya dan selalu ada padanya.
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri
meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak,
meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun secara
rohani.
B. Macam-Macam Akhlak Pribadi
Akhlak pribadi pada dasarnya ada
akhlak pribadi seorang muslim yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Berikut
ini macam-macam akhlak pribadi yang baik:
Ø
SHIDIQ
(jujur)
Shidiq artinya benar atau jujur.
Seorang muslimin dituntut untuk selalu berada dalam keadaan yang benar baik
lahir dan batin, baik benar dalam hati, benar perkataan dan benar
perbuatan. Rasulullah saw telah memerintahkan setiap muslim untuk selalu
shidiq (jujur), karena sikap shidiq (jujur) membawa kepada kebaikan, dan
kebaikan akan menghantarkan ke surga.
·
Ruang
Lingkup Shidiq
Imam Ghazali menyebutkan ada 6 jenis sidik
yang perlu direalisasikan dalam diri seorang mu’min agar menjadi mu’min yang
sebenarnya.(Ihya Vol4. :375 – 380).
a. Shidqul Lisan (Benar dalam ucapan)
Ucapan manusia adalah ekspressi yang ada di hatinya. Hati yang baik melahirkan
ucapan yang baik. Sebaliknya hati yang buruk mengeluarkan ucapan yang buruk. Perbaikan
ucapan harus dimulai dari perbaikan hati. Apabila hati baik, ucapan yang keluar
menjadi baik dan selanjutnya akan mengikuti oleh prilaku yang baik. Dan prilaku
yang baik akan dibalas dengan ampunan dosa yang dapat membersihkan diri
manusia.
“Hai
orang-orang yang beriman bertaubatah kepada Allah dan berkatalah yang benar,
niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal perbuatan dan mengampuni
dosa-dosamu(QS.33: )
b.
Shidqul Niyah dan Irodah (Benar dalam keyakinan dan motivasi)
Nilai perbuatan seseorang tergantung motivasi dan niatnya. Manakala
perbuatan yang baik dilandasi dengan niat yang baik, mangharap ridho Allah maka nilai perbuatan
itu menjadi baik, sebaliknya manakala motivasi dan niatnya buruk sekaligus
tampak lahiriahnya kelihatan baik, seperti apa-apa yang kadang-kadang
dilakuakan oleh orang munafik. Nabi bersabda : “sesungguhnya amal perbuatan
manusia tergantung niatnya. Dan amal setiap orang mendapatkan balasan perbuatan
yang tergantung niatnya.”
c.
Shidqul ‘Azmi (Benar dalam Tekad)
Untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar tidak cukup dengan adanya
keinginan dan motivasi, tetapi harus ditopang dengan tekad yang kuat untuk
merealisasikan perbuatan tersebut banyak rintangan, tantangan dan kendalanya. Suksesnya Abu Bakar dalam
memerangi orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat, karena tekadnya
yang luar biasa untuk memerangi orang-orang murtad sekalipun sendirian tanpa
dukungan sahabat-sahabatnya yang lain. Tekad inilah yang kemudian mendapatkan
dukungan dan simpati Umar dan seluruh sahabat yang lain.
d.
Shidqul Wafa’ (Benar dalam kesetiaan)
Wafa (setia) adalah sifat ulul albab, orang-orang suci, orang-orang
mu’min dan muttaqin
yang dipuji didalam Al Qur’an. Ulul albab adalah “orang-orang yang setia
memenuhi janjinya kepada Allah dan tidak merusak janji” orang-orang Abror
(suci) adalah yang setia menunaikan nazarnya dan takut akan sesuatu hari
(kiamat) yang azabnya tersebar dimana-mana .
e.
Shidqul Amal (Benar dalam Perbuatan)
Risalah manusia adalah untuk beramal, berbuat yang shaleh dan positif.
“Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan
melihat amal perbuatannya. (QS. At-Taubah : 105). Amal perbuatan yang benar
yang akan menjadi bekal yang membahagiakan manusia kelak di akhirat.” Barang
siapa yang lebih berat timbangan amal baiknya maka dia akan mendapatkan
kehidupan yang menyenangkan” (101 :7)
f.
Shidiq dalam merealisir tingkatan-tingkatan terpuji.
Mu’min
sejati adalah yang dapat mengembangkan seluruh pontensi dan sifat-sifatnya.
Seperti yang digamabrkan dalam surat Attaubah (9: 111-112) “Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau
terbunuh. Sesungguhnya itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan Al-Qur’an dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain
dari pada Allah ? maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan.
Dan itulah kemenangan yang besar . “mereka itulah orang-orang yang bertaubat,
yang beribadah, yang memuji Allah, yang melawat untuk mencari ilmu pengetahuan
atau berjihad, yang ruku, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah
berbuat mungkar dan yang memelihar hukum-hukum Allah dan gembiralah orang-orang
mu’min itu..selain itu terdapat juga dalam QS. Al-Ahzab : 35
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ
وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ
وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ
وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا
وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab : 35)
· Bentuk-Bentuk Kebohongan
Lawan dari shidiq adalah kebohongan. Kebohongan yaitu mengatakan sesuatu
yang tidak sesuai dengan kenyataanya, entah itu di kurangi atau di tambahi
sehingga tidak sesuai dengan kebenarannya. Sifat bohong
adalah sifat yang sangat tercela.
Berikut ini merupakan bentuk-bentuk
dari sifat kebohongan :
1. Khianat
Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang dimiliki
orang, karena sifat khianat dapat membawa mudhorot kepada orang lain secara
langsung. Allah tidak menyukai orang yang memiliki sifat khianat berdasarkan
firmannya :
“Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela ) orang-orang
yang menghianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berhianat lagi bergelimang dosa.” (QS. An –Nisa 4:107)
2. Mungkir Janji
Mungkir janiji atau ingkar janji
merupakan sebagai salah satu sifat orang-orang munafik karena sifat mungkir
janji menunjukkan sikap jiwa manusia yang lemah, mungkir janji menyebabkan
waktu terbuang sia-sia dan melahirkan angan-angan kosong. Oleh karena itu
Rasullah saw memasukkan mungkir janji sabagai salah satu sifat orang-orang mnafik.
(HR. Muslim).
3. Kesaksian Palsu
Kesaksian palsu termasuk dalam
dosa-dosa besar karena akan mendatangkan kemudhorotan yang besar terhadap
masyarakat, orang yang tidak bersalah akan menanggung akibat baiknyawa, harta
benda dan lain sebagainya.
4. Fitnah
Pada dasarnya tujuan dari memfitnah orang lain adalah untuk
menjatuhkan nama atau menggagalkan usahanya. Oleh sebab itu Allah memerintahkan
kepada orang yang beriman sebelum mempercayai suatu berita, di adakan suatu
penyelidikan terlebih dahulu. Hal ini terdapat dalam surat (Al-Hujarat 49 : 6)
5. Gunjing
Sifat menggunjinag adalah sifat sikap seseorang yang
memiliki jiwa sakit, tidak ada keinginan dalam hidupnya yang ada hanya dia akan
senang jika melihat seseorang bermusuhan dan bertengkar. Allah memberi
perumpamaan orang-orang yang memilik sifat gunjing seperti memakan bamgkai
saudaranya. Oleh karena itu sebaik-baik senjata melawan gunjing adalah dengan
tidak mendengarkannya.
·
Kedudukan dan Keutamaan Sifat Shidiq
a.
Shidiq merupakan sifat orang-orang yang
beriman dan Allah memuji mereka karena sifat ini. Allah SWT berfirman :
مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ
قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا
Artinya: di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang
menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada
yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka
sedikit pun tidak merubah (janjinya),
b. Shidiq adalah sifat yang sangat mulia. Ia
merupakan salah satu sifat yang melekat pada diri nabi dan Rosul.”ceritakanlah
kisah Ibrahim di dalam Al Kitab sesungguhnya ia adalah orang yang sidik (sangat
benar)lagi pula seorang nabi (19:41). “dan ceritakanlah kisah Idris didalam Al
Kitab dia adalah orang yang sangat benar lagi seorang nabi” (19:65).
c.
Shidiq merupakan salah satu sifat yang
menjamin keberuntungan. Kitab Ibnu Abbas, ada empat hal yang menjamin keberuntungan manusia :
1). Sidik, 2). Malu, 3).Ahlak yang baik dan 4) Syukur.
d. Shidiq
merupakan salah satu pondasi tegaknya agama. Kata Muhammad bin
Ali Al-Katami tegaknya agama Allah di atas tiga pondasi utama yaitu : Al-Haq, Ash-Shidq dan Al-‘Adl. Al- Haq artinya kebenaran pada prilaku. Ash-Shidq kebenaran pada ucapan dan Al-‘Adl kebenaran hati nurani (Ihya
Ulumuddin hal 4 : 375)Orang yang komitment dengan sifat shidiq akan naik derajatnya di sisi Allah, dicintai manusia,
diampuni dosa dan kesalahannya dan kelak dimasukkan ke dalam surga bersama-sama dengan para Nabi.
Sabda Rasululah saw. :
عَن
ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال :
« إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى
الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ ليصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً
، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى
النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً
» متفقٌ عليه .
Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi
s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya shidiq akan menentukan kepada perbutan birr (kebaikan), dan sesungguhnya kebaikan akan menuntun ke surga. Seseorang itu sungguh melakukan kebanaran
sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya
berdusta itu menuntun
kepada penyimpangan dan
sesungguhnya penyimpangan
itu menjerumuskan kepada neraka. Seseorang sungguh berdusta sehingga dicatat di sisi Allah
sebagai seorang yang ahli berdusta."
(Muttafaq 'alaih)
Firman Allah SWT :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ
أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Artinya: Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu:
Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang
saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’ : 69).
e. Orang yang mempunyai sifat shidiq akan
mendapatkanketenangan hati dan ketentraman jiwa. Sabda Rasulullah saw :
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا
يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Artinya:
Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Karena kejujuran itu merupakan ketenangandan dusta itu
keragu-raguan. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
f.
Orang yang shidiq akan mendapatkan
keberkahan dalam berusaha. Sabda Rasulullah saw :
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ
يَتَفَرَّقَا أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ
لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
Artinya: “Dua orang yang melakukan jual beli bisa dengan
khiyar selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan terus terang,
maka keduanya akan diberikan keberkahan, dan jika keduanya tidak terus terang
dan dusta, maka keberkahan jual
Ø
Amanah
( dipercaya )
Amanah artinya dapat dipercaya.
Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis kekuatan iman.
Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada
dirinya.
Amanah dalam pengertian sempit
adalah memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk
semula. Dalam pengertian luas amanah mencakup beberapa hal yaitu : menyimpan
rahasia dan kehormatan orang lain, menjaga dirinya, menunaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh Allah ataupun manusi dengan baik.
·
Bentuk-bentuk amanah
Ahmad Musthafa Al-Maraghi membagi
amanah kepada 3 macam, yaitu :
1. Amanah manusia terhadap Tuhan, yaitu semua
ketentuan Tuhan yang harus dipelihara berupa melaksankan semua perintah Tuhan
dan meninggalkan semua laranganNya. Termasuk di dalamnya menggunakan semua
potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang bermanfaat serta mengakui bahwa
semua itu berasal dari Tuhan. Sesungguhnya seluruh maksiat adalah perbuatan
khianat kepada Allah Azza wa Jalla.
2. Amanah manusia
kepada orang lain, diantaranya mengembalikan titipan kepada yang mempunyainya,
tidak menipu dan berlaku curang, menjaga rahasia dan semisalnya yang merupakan
kewajiban terhadap keluarga, kerabat dan manusia secara keseluruhan. Termasuk
pada jenis amanah ini adalah pemimpin berlaku adil terhadap masyarakatnya,
ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada
mereka untuk memiliki i'tikad yang benar, memberi motivasi untuk beramal yang
memberi manfaat kepada mereka di dunia dan akhirat, memberikan pendidikan yang
baik, menyuruh berusaha yang halal serta memberikan nasihat-nasihat yang dapat
memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala kejelekan dan dosa serta
mencintai kebenaran dan kebaikan. Amanah dalam katagori ini juga adalah seorang
suami berlaku adil terhadap istrinya berupa salah satu pihak pasangan
suami-istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya, terutama rahasia yang
bersifat khusus yaitu hubungan suami istri.
3. Amanah manusia terhadap dirinya sendiri,
yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi dirinya baik dalam
urusan agama maupun dunia, tidak pernah melakukan yang membahayakan dirinya di
dunia dan akhirat.
Dengan
memperhatikan pendapat Ahmad Musthafa Al-Maraghi tersebut, amanah melekat pada
diri setiap manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah,
individu dan makhluk sosial. Disamping 3 macam amanah tersebut di atas,
terdapat satu macam amanah lagi yakni Amanah terhadap lingkungan. Amanah
terhadap lingkungan hidup berupa memakmurkan dan melestarikan lingkungan (Q.S.
11 : 61), tidak berbuat kerusakan di muka bumi (Q.S.7 :85). Eksploitasi
terhadap kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan dampak negatifnya
yang berakibat rusaknya ekosistem, ilegal loging, ilegal maning dan pemburuan
binatang secara liar merupakan sikap tidak amanah terhadap lingkungan yang
berakibat terjadinya berbagai bentuk bencana alam seperti gempa bumi, longsor
dan banjir serta bencana lainnya yang mempunyai dampak rusak bahkan musnahnya
tatanan sosial kehidupan manusia.
Amanah
merupakan landasan etika dan moral dalam bermuamalah termasuk di dalamnya pada
saat menjalankan roda perekonomian dewasa ini. Dengan amanah akan tercipta
kondisi masyarakat yang jujur, dapat dipercaya, transparan dan berlaku adil
dalam setiap transaksi dan kerjasa sama, sehingga tercipta lingkungan kerja
yang kondusip, membawa keberkahan kepada pihak-pihak yang terkait dan
menimbulkan kemaslahatan bagi umat manusia secara keseluruhan.
·
Keutamaan
Amanah
Amanah adalah sesuatu yang mulia dan besar yang mengandung banyak keutamaan, diantaranya
1. Amanah adalah jalan menuju kebahagiaan, memasuki surga penuh kenikmatan. Alloh berfirman tentang salah satu sifat orang yang beriman yang akan meraih kebahagiaan:
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS. Al-Mu`minun [23]: dan (QS. al-Ma`arij [70]: 32)
Ayat ini adalah rangkaian dari sifat-sifat orang-orang yang beriman yang dijamin oleh Alloh akan meraih kebahagiaan. (Qod aflahal mu`minun) sungguh beruntung orang-orang beriman yang memiliki sifat-sifat yang disebutkan itu dengan meraih surga dengan semua kenikmatan dan kebahagiaan abadi selama-lamanya.
2. Amanah adalah sifat yang melekat pada diri para nabi dan rosul, manusia-manusia yang termulia dan terhormat.
Di dalam Al-Qur`an surat asy-Syu`aro disebutkan bahwa semua Nabi dan Rosul memiliki sifat amin (amanah) yang melekat dalam diri mereka:
“Sesungguhnya aku adalah seorang Rosul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian.” (QS. asy-Syu`aro [26]: 107, 125, 143, 162, 178)
Dari ayat ini kita dapat mengerti bahwa sifat amanah adalah sifat orang-orang besar dan mulia, para utusan Alloh Yang Maha Besar lagi Maha Mulia. Dengan demikian, sifat amanah adalah sifat yang agung dan mulia yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman.
3. Amanah adalah tanda keimanan. Keduanya disandingkan seperti dua sisi mata uang, jika hilang amanah, hilang pula keimanan.
((لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ))
“Tidak ada iman bagi yang tidak mempunyai sifat amanah dan tidak agama bagi yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR. Ahmad. No: 11975 dan Ibnu Hibban dalam Shohihnya. No: 194 dengan sanad yang hasan)
Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa amanah adalah inti keimanan yang bisa diibaratkan seperti kedudukan qolbu pada badan. Barangsiapa yang mengabaikan amanah, maka pasti ada penyakit atau kelemahan dalam imannya dan apabila hilang amanahnya, maka sebenarnya dia telah kehilangan imannya.
4. Bobot amanah mampu menandingi dunia dan seluruh isinya.
Rosululloh bersabda:
((أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ، فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعِفَّةٌ فِي طُعْمَةٍ))
“Ada empat hal yang jika ada padamu, maka apa saja bagian dunia yang hilang darimu tidak akan berbahaya bagimu: menjaga amanah, jujur berbicara, baik fisik, dan menjaga makanan.” (HR. Ahmad, No: 6652)
Seseorang yang diberi anugerah amanah akan menganggap rendah atau hina semua perbendaharaan dan permata dunia. Tak mungkin dia akan menggadaikan amanahnya dengan semua perbendaharaan atau permata dunia manapun dikarenakan semua itu amat rendah dan hina di hadapan amanah yang dianugerahkan kepadanya.
5. Orang-orang yang memiliki sifat amanah adalah orang-orang yang paling berhak untuk memikul satu tugas dan tanggung jawab satu pekerjaan.
Amanah adalah sesuatu yang mulia dan besar yang mengandung banyak keutamaan, diantaranya
1. Amanah adalah jalan menuju kebahagiaan, memasuki surga penuh kenikmatan. Alloh berfirman tentang salah satu sifat orang yang beriman yang akan meraih kebahagiaan:
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS. Al-Mu`minun [23]: dan (QS. al-Ma`arij [70]: 32)
Ayat ini adalah rangkaian dari sifat-sifat orang-orang yang beriman yang dijamin oleh Alloh akan meraih kebahagiaan. (Qod aflahal mu`minun) sungguh beruntung orang-orang beriman yang memiliki sifat-sifat yang disebutkan itu dengan meraih surga dengan semua kenikmatan dan kebahagiaan abadi selama-lamanya.
2. Amanah adalah sifat yang melekat pada diri para nabi dan rosul, manusia-manusia yang termulia dan terhormat.
Di dalam Al-Qur`an surat asy-Syu`aro disebutkan bahwa semua Nabi dan Rosul memiliki sifat amin (amanah) yang melekat dalam diri mereka:
“Sesungguhnya aku adalah seorang Rosul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian.” (QS. asy-Syu`aro [26]: 107, 125, 143, 162, 178)
Dari ayat ini kita dapat mengerti bahwa sifat amanah adalah sifat orang-orang besar dan mulia, para utusan Alloh Yang Maha Besar lagi Maha Mulia. Dengan demikian, sifat amanah adalah sifat yang agung dan mulia yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman.
3. Amanah adalah tanda keimanan. Keduanya disandingkan seperti dua sisi mata uang, jika hilang amanah, hilang pula keimanan.
((لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ))
“Tidak ada iman bagi yang tidak mempunyai sifat amanah dan tidak agama bagi yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR. Ahmad. No: 11975 dan Ibnu Hibban dalam Shohihnya. No: 194 dengan sanad yang hasan)
Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa amanah adalah inti keimanan yang bisa diibaratkan seperti kedudukan qolbu pada badan. Barangsiapa yang mengabaikan amanah, maka pasti ada penyakit atau kelemahan dalam imannya dan apabila hilang amanahnya, maka sebenarnya dia telah kehilangan imannya.
4. Bobot amanah mampu menandingi dunia dan seluruh isinya.
Rosululloh bersabda:
((أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ، فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعِفَّةٌ فِي طُعْمَةٍ))
“Ada empat hal yang jika ada padamu, maka apa saja bagian dunia yang hilang darimu tidak akan berbahaya bagimu: menjaga amanah, jujur berbicara, baik fisik, dan menjaga makanan.” (HR. Ahmad, No: 6652)
Seseorang yang diberi anugerah amanah akan menganggap rendah atau hina semua perbendaharaan dan permata dunia. Tak mungkin dia akan menggadaikan amanahnya dengan semua perbendaharaan atau permata dunia manapun dikarenakan semua itu amat rendah dan hina di hadapan amanah yang dianugerahkan kepadanya.
5. Orang-orang yang memiliki sifat amanah adalah orang-orang yang paling berhak untuk memikul satu tugas dan tanggung jawab satu pekerjaan.
Kebalikan dari amanah adalah khianat, inilah sumber
malapetaka yang signipikan dalam menyumbang kehancuran umat dewasa ini,
mewabahnya manipulasi, persekongkolan tidak sehat, berlaku curang, dekadensi
moral, berlaku zalim, monopoli kekayaan dan jenis-jenis maksiat lain. Karena
sesungguhnya seluruh perbuatan maksiat adalah khianat.
·
KHIANAT
Lawan dari sifat Amanah adalah khianat. Khianat adalah
sifat munafik yang dibenci oleh Allah apalagi jika yang dikhianati adalah Allah
atau Rosulnya. Dalam firman Allah : “ Hai orang-orang yang beriman
janganlah kamu menghianati Allah, dan rosul dan juga janganlah kamu menghianati
amanh-amanah yang dipercayakan kepada kamu, sedangkan kamu mengetahuinya.” (
Qs. Al anfal 8 : 27 )
Ø
ISTIQOMAH
Secara etimologis, istiqomah berasal
dari istiqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam terminologi akhlak
istiqomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman
sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan dan godaan.Perintah dalam
beristiqomah dinyatakan dalam al-Aquran dan sunnah : “ Maka karna itu serulah (
mereka kepada agama itu ) dan istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 ).
Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga dimensi yaitu
hati, lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman harus dapat beristiqomah
dalam tiga dimensi tersebut.
Ibarat berjalan seorang yang beristiqomah akan selalu
berjalan kepada yang lurus yang cepat alam menghantarkan tujuan. Hal ini
tercermin dalam perkataan dan
perbuatanya yang benar untuk mensucikan hati dan dirinya. Tentulah orang
yang berisitiqomah akan mengalami beberapa ujian dari Allah.
Ujian dari Allah tidaklah berupa
kesedihan semata melainkan ujian dari Allah termasuk kesenangan juga. Namun
seorang yang istiqomah akan tetap teguh dalam mengahadapi kedua ujian terebut.
Dia tidak akan pernah mundur terhadap ancaman, kemunduran, hambatan dan lain
sebagainya. Tidak terbujuk oleh harta benda, kemegahan, pujian, kesenangan.
·
Tahap-tahap istiqamah, yaitu:
1. Istiqamah hati
Yaitu sentiasa teguh dalam
mempertahankan kesucian iman dengan cara menjaga kesucian hati daripada sifat
syirik, menjauhi sifat-sifat cela seperti riak dan menyuburkan hati dengan
sifat terpuji terutamanya ikhlas. Dengan kata-kata lain istiqamah hati
bermaksud mempunyai keyakinan yang kukuh terhadap.
2. Istiqamah lisan
Yaitu: memelihara lisan atau tutur
kata daripada kata-kata supaya sentiasa berkata benar dan jujur, setepat kata
hati yang berpegang pada prinsip kebenaran dan jujur, tidak berpura-pura, tidak
bermuka-muka dan tidak berdolak dalik. Istiqamah lisan terdapat pada orang yang
beriman, berani menyatakan dan mempertahankan kebenaran dan hanya takut kepada
Allah Taala.
3. Istiqamah perbuatan
Yaitu tekun berkerja atau melakukan
amalan atau melakukan apa saja usaha untuk mencapai kejayaan yang di ridhai
Allah. Dengan kata lain istiqamah perbuatan merupakan sikap dedikasi dalam
melakukan suatu pekerjaan, perusahaan atau perjuangan menegakkan kebenaran,
tanpa rasa kecewa, lemah semangat atau putus asa. Sikap ini menjadi begitu rupa
kerana dorongan hati yang istiqamah.
·
Keutamaan istiqomah
Istiqamah juga memiliki beberapa keutamaan
yang tidak dimiliki oleh sifat-sifat lain dalam Islam. Diantara keutamaan
istiqamah adalah :
- Istiqamah merupakan jalan menuju ke surga. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. 41 : 30)
- Berdasarkan ayat di atas, istiqamah merupakan satu bentuk sifat atau perbuatan yang dapat mendatangkan motivasi dan pertolongan Allah SWT.
- Istiqamah merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt. Dalam sebuah hadits digambarkan : Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
- Berdasarkan hadits di atas, kita juga diperintahkan untuk senantiasa beristiqamah. Ini artinya bahwa Istiqamah merupakan pengamalan dari sunnah Rasulullah saw.
- Istiqamah merupakan ciri mendasar orang mukmin. Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Tsauban ra, Rasulullah saw. bersabda, ‘istiqamahlah kalian, dan janganlah kalian menghitung-hitung. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat. Dan tidak ada yang dapat menjaga wudhu’ (baca; istiqamah dalam whudu’, kecuali orang mukmin.) (HR. Ibnu Majah)
BAB III
PENUTUP
kesimpulan
Akhlak
pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai
dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara
jasmani maupun secara rohani. Akhlak pribadi seseorang itu ada dua macam yaitu
akhlak pribadi yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Aklak pribadi yang baik
misalnya sidiq, iffah, amanah, mujahadah, istiqomah, saj’ah, tawadhu, malu, dan
lain sebagainya. Akhlak pribadi yang buruk misalnya suka berbohong, berkhianat,
pantang menyerah tidak tau malu dan lain sebagainya.Beberapa faktor yang
mempengaruhi akhlak pribadi seseorang yaitu antara lain, faktor intern yaitu faktor
yang mempengaruhi dalam diri sendiri, faktor ekstern yaitu faktor dari luar
baik dari keluarga, kelpompok, sahabat ataupun masyarakat. Oleh karena itu agar
sifat pribadi seseorang muslim selalu terjaga dengan baik ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang terbentuk
baik diantaranya sebagai berikut : Akidah
(Keyakinan) Yang Benar, Berdo’a kepada Allah
SWT, Mujahadah (Perjuangan),
Muhasabah (Intropeksi Diri ), Tafakkur
(Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia, Melihat
dampak negatif dari akhlak tercela , Jangan
Pernah Berputus asa, Bercita – cita yang Tinggi, Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil) dan
lain sebagainya.
terimakasih kaka., dari makalah ini aku bisa menerjakan tugas
BalasHapussyukron,jazakalloh khoirul jaza'
BalasHapusThe best casino games - Dr.MCD
BalasHapusI 충주 출장안마 like video slots, and when I play at a 양산 출장안마 land-based casino in Las Vegas, I get a ton of 김해 출장안마 the casino 남원 출장마사지 bonus. The casino's 논산 출장샵 slots, jackpots, roulette and